Bavinck menjelaskan adanya sebuah hubungan timbal balik antara covenant dan election dengan mengamati bahwa doctrine of the covenant secara konsisten telah mempertahankan juga, bahwa dengan cara Allah yang ajaib, seluruh karya keselamatan adalah hanya karena kedaulatan Allah. “The covenant of grace surpasses the covenant of works to the degree that Christ exceeds Adam”. Karena ketiga pribadi Allah Tritunggal secara intim ikut terlibat dalam menyempurnakan karya re-creation. The covenant of grace dengan efektif menyempurnakan dan mengamankan keselamatan orang-orang yang dipilih-Nya sesuai dengan kerelaan dan belas kasihan Tuhan. Tidak ada yang dapat menggagalkan maksud dan rencana keselamatan dalam kedaulatan Allah Bapa, karya penebusan Allah Anak, Yesus Kristus yang berperan sebagai perwakilan dan mediator dari Allah, dan penerapan realitanya yang secara ajaib dikerjakan oleh Allah Roh Kudus terhadap mereka yang menjadi milik Kristus oleh iman. Karya keselamatan yang agung ini adalah sepenuhnya pekerjaan dari Allah Tritunggal,yang mengusahakannya dengan sungguh-sungguh untuk keselamatan umat-Nya. Dengan demikian the doctrine of the covenant dan the doctrine of election, keduanya sama-sama telah menggaris bawahi bahwa keselamatan adalah hanya karena kasih karunia, pekerjaan dan kedaulatan Allah semata saja dari awal sampai dengan akhir. Namun Bavinck juga mengemukakan perbedaan di antara keduanya, yaitu “in election humans are strictly passive but in the covenant of grace they also play an active role”. Catatan penting dari Bavinck adalah walau karya keselamatan adalah sepenuhnya karena kedaulatan Allah tanpa usaha manusia, tetapi karya-Nya bekerja dalam diri natur manusia yang segambar dengan Allah, yang memiliki akal pikiran, kehendak dan perasaan. Oleh karena itu, Roh Kudus yang bekerja dalam diri manusia akan menumbuhkan iman dan buah pertobatan, sebagai tanda keselamatan dari Allah (Mrk.1:15).
Keselamatan sepenuhnya adalah karya Allah yang agung dan ajaib, bukan karena usaha manusia. Sebab bukan kita yang memilih Allah, tetapi Allahlah yang memilih kita, dan Ia telah menetapkan kita untuk menghasilkan buah (Yoh.15:16). Kedaulatan Allah di dalam memilih adalah sesuai dengan kerelaan, belas kasihan dan kemurahan hati-Nya saja, tidak bergantung kepada kehendak atau usaha orang (Rm.9:15-16). Meskipun demikian, cara kerja Allah tidak lantas membuat manusia menjadi seperti robot yang dikendalikan sepenuhnya oleh sang Pencipta, tetapi melalui Roh-Nya yang kudus, parakletos akan mendampingi dan menolong kita, agar mampu untuk hidup taat dan melakukan perintah-perintah-Nya. Roh Kudus bekerja secara konkret dalam natur manusia yang kompleks, yang memiliki akal budi, kehendak dan perasaan. Di sinilah pertempuran yang sesungguhnya terjadi, sekarang kita telah memiliki modal untuk dapat melawan tipu muslihat iblis, dan tidak lagi dikuasai oleh kuasa kegelapan yang menjadikan kita budak dosa, sekarang kita telah dimerdekakan.
Marilah kita meresponi karya keselamatan Allah dengan cara berdoa dan berjaga-jaga senantiasa sambil terus memunculkan kesadaran akan kejujuran relasi kita dengan Tuhan, bertanggung jawab terhadap apa yang kita katakan dan lakukan, agar semuanya itu dapat menjadi persembahan yang hidup yang berkenan kepada Tuhan.