Dalam menguji doktrin evolusi mengenai perhitungan usia bumi dan kapan peradaban manusia dimulai, Bavinck memberikan sebuah pernyataan penting yaitu hal yang harus diingat adalah walau para scientist memberikan perhitungannya berdasarkan penemuan-penemuan pile dwellings, tulang-tulang dan tengkorak yang ditemui dalam gua-gua dekat Liege, Amiens, Dusseldorf dan banyak tempat lainnya, dalam rentang waktu tiga periode Arkeologi yaitu Stone, Bronze dan Iron Ages, semua perhitungan ini hanya berangkat dari landasan hipotesa yang jauh dari kepastian yang absolut. Hal ini berarti walau para scientist dapat menyebutkan estimasi perhitungannya yang begitu besar yaitu 10-100jt tahun tetapi mereka tidak memiliki dukungan material sejarah terhadap periode yang telah berlalu begitu lama. Menurut Bavinck, estimasi perhitungan akan lebih tepat jika memakai pendekatan dari catatan sejarah sebuah negara yang memiliki sejarah paling tua yaitu Mesir dan Babylonia. Dapat ditelusuri melalui hasil karya-karya besar mereka di masa lalu, namun hal ini juga akan mengalami kesulitan dalam menentukan kronologi sejarahnya karena setiap murid yang belajar sejarah kuno memiliki kronologi sejarah mereka masing-masing yang berbeda. Bavinck menyebutnya “it is a labyrinth without a thread to guide the inquirer. Only in the case of the people of Israel can we actually speak of a history and a chronology”. Fritz Hommel mengatakan kronologi 1000 thn pertama B.C. tercatat dengan sangat baik, 1000 thn kedua B.C. hanya ada beberapa poin yang pasti dan 1000 thn ketiga, yaitu 2000 B.C. segala sesuatunya menjadi tidak pasti. Menurut Bavinck, estimasi perhitungan yang paling dapat dipercaya adalah sekitar 5000-7000 B.C. Berdasarkan perhitungan yang biasanya dimulai dari banjir yang terjadi pada zaman Nuh yaitu 2348 B.C., ada rentang periode selama 450 tahun sampai pada masa panggilan Abraham yang terjadi pada 1900 B.C., rentang waktu ini cukup lama untuk munculnya kerajaan-kerajaan yang cukup kuat, yang berkembang di area sepanjang Sungai Efrat dan Nil.
Penulis setuju dengan pandangan Bavinck bahwa estimasi usia bumi dan dimulainya peradaban manusia sekitar 5000-7000 B.C, mendekati perhitungan mundur yang dimulai dari terjadinya banjir Nuh pada 2348 B.C. Hal ini juga selaras dengan catatan Alkitab tentang kisah penciptaan bumi dan manusia pertama Adam dan Hawa yang terjadi selama 6 hari. Lamanya waktu satu hari dalam catatan Alkitab bisa dipahami berdasarkan 2 Pet.3:8 yaitu di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Kesaksian Paulus di Areopagus pada orang-orang Yunani dalam Kis.17:26 juga telah meluruskan isu asal usul manusia bahwa dari satu orang saja, Allah telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka.
Penulis sangat bersyukur pada Tuhan karena hanya anugerah-Nya, kita boleh memiliki pemahaman yang absolut melalui wahyu khusus-Nya. Tanpa terang dari wahyu khusus tidak mungkin kita dapat memahami wahyu umum secara tepat bahkan dapat berkontradiksi. Ilmu yang dapat kita temukan melalui kebenaran wahyu umum seharusnya dapat memperkaya pengenalan kita terhadap Allah (wahyu khusus), yang tentunya akan semakin meneguhkan Iman kita dan bukan sebaliknya malah menjauhkan kita dari kebenaran Tuhan yang mutlak.