The Nature of Sanctification

Berkhof merangkumkan dengan baik sekali mengenai natur dari sanctification ini, yaitu sebagai berikut : “it is a supernatural work of God, it consists of two parts (the mortification of the old man, the body of sin & the quickening of the new man, created in Christ Jesus unto good works), it affects the whole man : body and soul, intellect, affections and will, it is a work of God in which believers co-operate”. Semua komponen dalam proses pengudusan tsb bekerja secara teratur dan ajaib, dikerjakan sepenuhnya oleh inisiatif dari Allah yang berkarya dalam diri manusia dan termanifestasi dalam kesadaran manusia yang sepenuhnya. Berkhof juga dengan tegas menyatakan menurut kesaksian dari Alkitab bahwa pengudusan bukanlah hasil dari proses natural pertumbuhan spiritual manusia yang agamawi atau hasil pencapaian manusia seperti yang diajarkan oleh teologi modern liberal. Pengudusan adalah karya ajaib Allah dan buah dari persekutuan dengan Yesus Kristus, yang dikerjakan oleh Allah dalam diri manusia, sehingga menimbulkan dua kesadaran yaitu sadar dirinya yang berdosa dan tidak layak di hadapan Allah yang kudus dan sadar bahwa dirinya yang sekarang adalah ciptaan yang baru yang telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Perubahan diri yang terjadi bukanlah perubahan agamawi yang sementara, tetapi transformasi keseluruhan diri manusia yang permanen dan meliputi seluruh aspek kejiwaannya, yang  memberi kesadaran dan orientasi baru untuk tidak lagi hidup bagi diri sendiri tetapi Kristus.     

Banyak ayat-ayat Alkitab menyaksikan bahwa pengudusan memang sepenuhnya inisiatif dan karya Allah sendiri, bukan karena usaha manusia. Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh penulis secara pribadi, karya Allah dalam pengudusan sudah dimulai saat mata penulis dicelikkan dan mengalami pertobatan, yang disertai dengan adanya desire yang berubah dari dalam diri penulis. Awal-awal lahir baru, penulis tidak bisa lepas dari membaca Alkitab setiap hari, bahkan bisa seharian dan berlanjut lagi keesokan harinya, keasyikannya sama seperti kesukaan penulis menonton drama korea bahkan ini jauh lebih daripada itu, tidak pernah bosan dan tidak pernah selesai untuk memahaminya, selalu ada sesuatu yang baru yang disampaikan oleh Tuhan kepada saya. Selain membaca Alkitab, penulis juga sering mendengarkan khotbah2 yang membantu penulis untuk lebih memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam diri penulis saat itu dan mulai menyusun kepingan-kepingan puzzle teologi di dalam diri penulis. Berdasarkan pengalaman pribadi, maka penulis dengan berani dan tegas berkata bahwa pengudusan adalah sepenuhnya karya Allah yang ajaib, sungguh-sungguh bekerja dalam diri seseorang yang dilahirkan baru, mengubah seluruh aspek pikiran, perasaan dan kehendaknya, agar mampu melakukan hal yang berkenan pada Allah. Karya Roh Kudus yang melahirbarukan seseorang akan terus menjaga dan memelihara imannya agar jangan sampai ia terhilang dan tersesat, selalu waspada dan menjaga fokus hanya kepada Kristus. 

Marilah kita berdoa kepada Tuhan agar Dia selalu menyertai, menjaga dan memelihara iman kita semua, agar ditemukan-Nya tidak bercacat saat bertemu kembali dengan Kristus. Pengudusan tidak dapat dilakukan dengan usaha manusia sendiri, tetapi Roh Kuduslah yang bekerja dari dalam diri kita, menguduskan dan termanifestasi keluar dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang berkenan pada Allah.